TUGAS
SOFT SKILL
PERANAN
INDONESIA DALAM KONFERENSI ASIA-AFRIKA

NAMA :
YULANDA SITI AMINAH
KELAS :
2EA32
NPM :
19213558
2015
A.
Latar Belakang Terbentuknya KAA
Berakhirnya
Perang Dunia II membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk
memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan. Di samping itu juga ditandai dengan
munculnya 2 kekuatan ideologis, yaitu politik dan militer termasuk pengembangan
senjata nuklir. Negara Republik Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara selalu berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara adalah menjalin kerja sama
dengan negara lain. Kebijakan yang menyangkut hubungan dengan negara lain
terangkum dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan
politik luar negeri Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja sama dan solidaritas
antar bangsa dengan menyelenggarakan KAA.
Politik
luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas artinya bangsa Indonesia tidak memihak pada salah
satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan
negara manapun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas juga berarti bahwa
bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi masalah internasional.
Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya
perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas
aktif dikarenakan setelah berakhirnya Perang Dunia II, telah muncul dua
kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu Amerika Serikat dan Uni
Soviet. Amerika Serikat mempelopori berdirinya Blok Barat atau Blok Kapitalis
(Liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau Blok
Sosialis (Komunis).
Dalam
upaya meredakan ketegangan dan untuk
mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah Indonesia memprakarsai dan
menyelenggarakan Konferensi Asia – Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari
negara-negara di Asia – Afrika. Bangsa-bangsa Asia – Afrika pada umumnya pernah
menderita karena penindasan imperialis barat. Persamaan nasib itu menimbulkan rasa setia kawan. Setelah Perang Dunia
berakhir, banyak negara di Asia – Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan, di
antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri
Lanka, Vietnam dan Libya. Sementara itu masih banyak pula negara yang berada di
kawasan Asia – Afrika belum dapat mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia – Afrika yang telah merdeka juga tidak
melupakan masa lalunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan. Apalagi
jika mengingat masih banyak negara di Asia –Afrika yang belum merdeka. Rasa
setia kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Pelakasanaan KAA
mempunyai arti penting , baik bagi bangsa-bangsa di Asia – Afrika pada
khususnya maupun dunia pada umumnya.
B.
Sejarah Singkat Konferensi Asia-Afrika
Konferensi
Asia - Afrika diawali oleh Konferensi Colombo, dicolombo, Ibukota Negara Sri
Lanka. Konferensi Colombo dilaksanakan tanggal 28 april – 2 mei 1954.
Konferensi ini mempertemukan lima pimpinan negara Asia, sebagai berikut :





Konferensi
Colombo ini menghasilkan beberapa kesepakatan, salah satunya adalah kesepakatan
untuk menyelanggarakan Konferesi Asia - Afrika (KAA) dalam waktu dekat.
Indonesia disepakati menjadi tuan rumah konferensi tersebut. Sebelum KAA
dilaksanakan, tanggal 28 -31 desember 1954 diadakan sebuah pertemuan persiapan
di Bogor, Indonesia[2]. Konferensi ini dihadiri oleh wakil dari lima negara
yang hadir pada Konferensi Colombo sebelumnya.dalam pertemuan ini disepakati
beberapa hal sebagai berikut:




ü Memajukan
kerja sama antarbangsa Asia-Afrika demi kepentingan bersama
ü Membahas
dan meninjau persoalan ekonomi, sosial, dan budaya
ü Membahas
dan berusaha mencari penyelesaian masalah kedaulatan nasionalisme, rasialisme,
dan kolonialisme
ü Memperkuat
kedudukan dan peranan Asia-Afrika dalam usaha perdamaian dunia
KAA
diselanggarakan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 18 -24 april 1955.
Konferensi ini dihadiri oleh 23 negara Asia
dan 6 negara Afrika. Anggota konferensi dari Asia adalah Indonesia,
India, Burma, Pakistan, Sri Lanka, Cina, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam
Selatan, Laos, Kamboja, Thailand, Filipina, Nepal, Afganistan, Iran, Irak,
Yordania, Turki, Syria, Saudi Arabia dan Yaman. Adapun negara–negara dari benua
Afrika adalah Mesir, Ethiopia, Libya, Sudan, Liberia dan Pantai Emas ( sekarang
Ghana). Konferensi Asia Afrika berjalan dengan sukses. KAA menjadi pusat
perhatian dunia saat itu. Indonesia pun tidak lepas dari perhatian dunia karena
menjadi tuan rumah. Konferensi Asia Afrika menghasilkan beberapa keputusan
penting. Beberapa keputusan penting tersebut sebagai berikut :





Selain
beberapa keputusan penting tersebut, Konferensi Asia Afrika juga mencetuskan
dasasila bandung atau disebut juga "bandung declaration".
Penyelenggaraan KAA didasarkan pada beberapa hal :




Akibat
Perang Korea, semenanjung terbagi menjadi dua negara, yaitu Korea Utara dan
Korea Selatan. Peristiwa ini semakin menambah ketegangan dunia dikarenakan
adanya intervensi dari blok yang bersaing


ü Mengembangkan
saling pengertian dan kerja sama antarbangsa Asia-Afrika dan meningkatkan persahabatan
ü Membicarakan
dan mengatasi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan
ü Memperhatikan
masalah khusus terkait dengan kedaulatan, kolonialisme, dan Imperialisme
ü Memerhatikan
posisi dan partisipasi Asia-Afrika dan bangsa-bangsa dalam dunia Internasional
C.
Arti Penting Konferensi Asia-Afrika
KAA
yang dilaksanakan dibandung pada tanggal 18 – 24 april 1955 mempunyai pengaruh
yang besar bagi bangsa Indonesia khususnya dan bagi dunia pada umumnya. KAA
berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan
mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan
Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak pada blok Barat maupun blok Timur
telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia
dapat diredam.
1.
Pengaruh KAA bagi Indonesia:
ü Ditandatanganinya
persetujuan dwi kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC (seseorang yang memegang
dwi kewarganegaraan harus memilih salah satu dan tidak memilih dapat mengikuti
kewarganegaraan).
ü Adanya
dukungan yang diperoleh , yaitu berupa keputusan KAA mengenai perjuangan
merebut irian barat dalam forum PBB.
2.
Pengaruh KAA bagi Negara-Negara
Asia-Afrika:
ü KAA
berpengaruh besar terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika
yang belum merdeka. Bangsa-bangsa Asia-Afrika yang merdeka sesudah diadakannya
KAA, antara lain : Maroko, Tunisia dan Sudan (1956), Ghana (1957), Guyana
(1958), Mauritania, Mali, Niger, Tugo, Dahomei, Chad, Senegal, Pantai Gading
dan beberapa negara Afrika lainnya ( 1960 ).
3.
Pengaruh KAA bagi Dunia:
ü Berkurangnya
ketegangan dunia
ü Amerika
Serikat dan Australia mulai berusaha menghapuskan ras diskriminasi di
negaranya.
ü Munculnya
organisasi Gerakan Non-Blok (GNB) yang bertujuan meredakan perselisihan paham
dari Blok Barat dan Blok Timur.
ü Belanda
mulai kebingungan menghadapi Blok Afro-Asia di PBB.
Berikut
ini makna dan arti penting terselenggaranya KAA:








D.
Peran Indonesia Dalam Konferensi
Asia-Afrika
Setelah
perang dunia ke II selesai, muncul dua kekuatan yang saling bertentangan, yaitu
blok barat dan blok timur. Sikap bangsa Indonesia terhadap adanya dua kekuatan
tersebut tidak mau memihak salah satu blok. Sebagai warga negara penganut
politik luar negeri bebas aktif, bangsa Indonesia mengambil jalan sendiri untuk
tetap memelihara perdamaian dan meredakan, ketegangan dunia akibat perang
dingin.
Salah
satu upaya bangsa Indonesia untuk memelihara perdamaian dunia adalah dengan
menggalangkan persatuan dengan negara–negara di kawasan asia dan afrika.
Bersama dengan negara lain, yaitu india, Pakistan, Sri Lanka dan Burma (
Myanmar ). Bangsa Indonesia diwakili oleh ali sastroamijoyo menjadi sponsor
pelaksanaan konfersi asia afrika. Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran
Indonesia. Di samping sebagai salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia
menyediakan diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA.
Hal
ini membuktikan prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang berhasil
menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat internasional. Dalam pelaksanaan
KAA Indonesia berperan penting, karena selain menjadi tempat berlangsungnya
Konferensi tersebut Indonesia juga salah satu negara yang ingin bangsanya hidup
setara, maju di berbagai bidang dan
tidak ingin tertindas oleh Negara barat, yang paling penting adalah
mengutamakan kerjasama.
0 komentar:
Posting Komentar