TUGAS SOFT SKILL
POLITIK & STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
gunadarma.jpeg
NAMA         : YULANDA SITI AMINAH
KELAS          : 2EA32
NPM            : 19213558
2015


A.     Pengertian Politik dan Strategi Nasional
1.     Pengertian Politik
Perkataan politik berasal dari kata Yunani “polistaia”. Polis, berarti kesatuan masyarakat yang mengurus diri sendiri/ berdiri (Negara) dan taia berarti urusan. Dari penggunaannya kata politik sering mempunyai arti yang lain, untuk memberikan pengertian kata politik disampaikan dulu beberapa arti kata politik dari segi kepentingan penggunaannya yaitu:
a)    Dalam arti kepentingan umum (politics)
“poliitik” dalam arti kepentingan umum atau segala usaha untuk kepentingan umum, baik yang berada di bawah kekuasaan Negara di pusat maupun maupun di daerah lazim disebut politics yang berarti suatu rangkaian azaz atau prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Politik dalam artian ini adalah medan dimana bergerak keseluruhan individu atau kelompok individu masing-masing mempunyai kepentingan sendiri, ide sendiri.
b)      Dalam arti kebijaksanaan (policy)
Merupakan penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang di angggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita atau keinginan dan keadaan yang kita kehendaki. Jadi politik dalam artian ini adalah tindakan dari satu individu atau satu kelompok individu mengenai satu masalah atau keseluruhan masalah dari masyarakat atau Negara (Lemhannas, 1995).
Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa yunani “polisteia” yang akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu Negara dan teia berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Politics dan policy memiliki hubungan yang erat dan timbal balik. Politics memberikan asas, jalan dan arah sedangkan policy memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan dan arah tersebut sebaik-baiknya. Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan Negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada (Sumarsono, 2002).
Dari dua pengertian diatas dapat kami simpulkan politik adalah suatu bentuk proses kegiatan yang berlangsung di suatu negara yang dalam pelaksanaannya bertujuan untuk mewujudkan tujuan suatu bangsa dengan berdasarkan kebijakan yang telah berlaku dan ditetapkan.
2.     Strategi Nasional
Strategi Nasional adalah cara melaksanakan politik nasional tersebut dalam mencapai tujuan dan sasaran nasionalnya. Agar strategi nasional ini berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pihak politik nasional, maka terlebih dahulu harus diadakan pemikiran strategi yaitu melaksanakan telaah strategi dan perkiraan strategi yang berarti berpikir secara intensif, ekstensif, analitis, sintetis serta menyeluruh (Lemhannas, 1995).
Strategi berasal dari kata yunani “strategia” yang diartikan sebagai “the art of the general” atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenagan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik. Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang-bidang militer, tapi telah meluas ke segala bidang kehidupan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan Negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Strategi nasional disusun untuk pelaksanaan politik nasional, misalnya strategi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jadi strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional (Sumarsono, 2002).
B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Polstranas
Perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan di menangkan tidak atas dasar kekuatan senjata belaka.pemakaian seimbang dan serasi antara unsure inteligensi kekuatan jiwa bangsaindonesia di satu pihak, yang di dalam perjuangan fisik dapat mempersatukan rakyat lebih dari 13.667 buah pulau menjadi satu masa melawan belanda, dengan unsur kekerasan, yaitu militer dan rakyat yang militant di lain pihak, menghasilan kemenangan yang gilang-gilang dalam waktu hanya 5 tahun saja. Karena cetusan kalbu bangsa Indonesia tersebut banyak bangsa terjajahberani mengadakan perjuangan terhadap penjajahan mereka masing-masing untuk memperoleh kemerdekaan. Perjuangan bangsa Indonesia sejak awalnya sudah berazas Revolution of  Human Conscience. Dengan demikian maka perjuangan bangsa Indonesia adalah prabawa dari azas geopolitik, satu panggilan untuk menyebarkan benih yang sudah lama terpendam, yaitu benih human conscienceness, benih fitrah khas umat manusia. Suatu perjuangan sebagai pancaran Amanat Penderitaan Rakyat, bahkan amanat penderitaan umat manusia, akibat penjajahan, penindasan dan pengisapan, mengakibatkan perjuangan Indonesia bercorak aneka muka dan merupakan perjuangan umat manusia dan atau perjuangan dunia, yang bercita-cita tinggi, yaitu pembentukan suatu Dunia baru bersih dari imperialisme dan kolonialisme di dalam segala bentuk dan manifestasinya menuju perdamaian dunia sempurna abadi.
A.     Ideologi dan Politik
Potensi ideologi dan politik di himpun dalam pengertian kesatuan dan persatuan nasional yang menggambarkan kepribadian bangsa, keyakinan atas kemampuan sendiri dan yang berdaulat serta berkesanggupan untuk menolong bangsa-bangsa yang masih di jajah guna mencapai kemerdekaannya. Mengadakan kerja sama regional serta membentuk dan mewujudkan kesetabilan di wilayah Asia Tenggara dan mengusahakan adanya kerja sama internasional dalam rangka perjuangan dalam menghapuskan imperialism dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dan dari mana pun datangnya, keseluruhan itu tidak terlepas terhadap penggabdian untuk kepentingan nasional.
B.     Ekonomi
Kesuburan, kekayaan alam, maupun tenaga kerja yang terdapat di Indonesia merupakan potensi ekonomi yang besar sekali bukan saja untuk mencukupi kebutuhan rakyat Indonesia, bahkan kemungkinan mampu untuk membantu mencukupi keperluan dunia. Jumlah penduduk Indonesia secara cepat berkembang, dapat di dalam waktu yang tidak terlalu lama membawa Indonesia menjadi kekuatan yang perlu di perhitungkan adalah baik jiwa di kembangkan bakat dan kemampuan di bidang ekonomi yang di wariskan kepada kita. Secara fisik Indonesia menduduki posisi silang antara 2 (dua) benua dan 2 (dua) samudra. Posisi silang Indonesia itu tidak hanya bersifat fisik saja. Tetapi saja mempunyai pengaruh terhadap ideologi, politik, sosial, ekonomi, militer, dan demografi, di mana penduduk terdapat di antara Negara yang berpendudukan minus di selatan (Australia) dan penduduk yang besar di utara (RRC).
C.     Sosial Budaya
Bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku, bahasa, dan dialek serta beraneka warna tradisi atau adat-istiadat, mempersulit persatuan dan kesatuan bangsa. Tetapi justru ke-Bhinneka Tunggal Ika-an inilah merupakan kekuatan kita, karena ruang hidup (lebensraum) yang sama dan persamaan juga di dalam penderitaan serta penanggungan. Bahaya pemecahan mudah sekali timbul, sukuisme dan rasialisme merupakan tantangan dan ancaman laten. Oleh sebab itu segala daya dan dana harus di kerahkan dan di manfaatkan untuk kepentingan preservation of national unity. Ke- Bhennika Tunggal Ika-an merupakan pengikat persatuan ampuh.
D.    Hankam
Perjuangan Indonesia sekaligus telah melahirkan Negara Republik Indonesia dan kekuatan-kekuatan bersenjata dari kandungan rakyat yang terus-menerus di bimbingkan dan dikembangkan. Kekuatan-kekuatan bersenjata tersebut telah melampaui proses-proses penyempurnaan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang secara kronologis pertumbuhan itu selalu menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pertahanan dan keamanan nasional yang menjadi satu-satunya hak milik nasional yang masih tetap untuk walaupun telah menghadapi segala macam kekuatan sosial dalam perjuangan Indonesia serta memiliki potensi yang di sebut sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA).
E.      Ancaman
Yang di maksud dengan “ancaman” yaitu semua bentuk bahaya yang bersifat ancaman, hambatan, dan tantangan, yang mempunyai akibat negatif dalam kelangsungan hidup, integritas, dan identitas suatu negara dan bangsa. Dalam rangka mencapai tujuan nasional, negara-negara besar dapat mewujudkan ambisinya sedemikian rupa. Perwujudan ambisinya itu di salurkan melalui bidang-bidang impoleksom, baik secara terbuka maupun secara tertutup, sehingga fisik maupun non fisik dengan menggunakan berbagai dalih untuk mencapai sasarannya. Wujud ambisinya merupakan suatu cetusan dari kepentingan-kepentingannya. Contoh ambisi dari beberapa negara besar di berbagai bidang di antaranya adalah:
ü  Bidang Ideologi merupakan keperluan untuk meluaskan ideologinya seperti yang dilakukan Uni Soviet dan RRC dalam usama pengkomunisan dunia.
ü  Bidang Politik merupakan keperluan untuk memperluas pengaruhnya, seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam usahanya untuk merebut dominasi dunia.
ü  Bidang Ekonomi merupakan keperluan untuk mendapatkan bahan mentah serta pasaran bagi industrinya dan memelihara life-line-nya. Seperti yang di lakukan Jepang dalam usaha ekonominya.
ü  Bidang Sosial-Budaya merupakan keperluan untuk meluaskan kebudayaanya, seperti yang di lakukan Amerika Serikat dengan usaha Amerikanisasi dunia.
ü  Bidang Militer merupakan keperluan untuk mempartahankan kepentingan-kepentingannya di luar atau untuk membantu sekutu-sekutunya berdasarkan fakta-fakta militer, seperti yang di lakukan Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan move-move militernya (Lemhannas, 1995).



TUGAS SOFT SKILL
PERANAN INDONESIA DALAM KONFERENSI ASIA-AFRIKA
gunadarma.jpeg
NAMA         : YULANDA SITI AMINAH
KELAS          : 2EA32
NPM            : 19213558
2015


A.     Latar Belakang Terbentuknya KAA
Berakhirnya Perang Dunia II membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan. Di samping itu juga ditandai dengan munculnya 2 kekuatan ideologis, yaitu politik dan militer termasuk pengembangan senjata nuklir. Negara Republik Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara adalah menjalin kerja sama dengan negara lain. Kebijakan yang menyangkut hubungan dengan negara lain terangkum dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja sama dan solidaritas antar bangsa dengan menyelenggarakan KAA.
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas artinya  bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan negara manapun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi masalah internasional. Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas aktif dikarenakan setelah berakhirnya Perang Dunia II, telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat mempelopori berdirinya Blok Barat atau Blok Kapitalis (Liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau Blok Sosialis (Komunis).
Dalam upaya meredakan ketegangan  dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia – Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di Asia – Afrika. Bangsa-bangsa Asia – Afrika pada umumnya pernah menderita karena penindasan imperialis barat. Persamaan nasib itu menimbulkan  rasa setia kawan. Setelah Perang Dunia berakhir, banyak negara di Asia – Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan, di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri Lanka, Vietnam dan Libya. Sementara itu masih banyak pula negara yang berada di kawasan Asia – Afrika belum dapat mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di  Asia – Afrika yang telah merdeka juga tidak melupakan masa lalunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan. Apalagi jika mengingat masih banyak negara di Asia –Afrika yang belum merdeka. Rasa setia kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Pelakasanaan KAA mempunyai arti penting , baik bagi bangsa-bangsa di Asia – Afrika pada khususnya maupun dunia pada umumnya.
B.     Sejarah Singkat Konferensi Asia-Afrika
Konferensi Asia - Afrika diawali oleh Konferensi Colombo, dicolombo, Ibukota Negara Sri Lanka. Konferensi Colombo dilaksanakan tanggal 28 april – 2 mei 1954. Konferensi ini mempertemukan lima pimpinan negara Asia, sebagai berikut :
*     Pandit Jawaharlat Nehru (Perdana Menteri India)
*     Sir John Kotelawala (Perdana Menteri Sri Lanka)
*     Moh. Ali Jannah (Perdana Menteri Pakistan)
*     U. Nu (Perdana Menteri Burma/Myanmar)
*     Ali Sastroamidjojo (Perdana Menteri Indonesia)
Konferensi Colombo ini menghasilkan beberapa kesepakatan, salah satunya adalah kesepakatan untuk menyelanggarakan Konferesi Asia - Afrika (KAA) dalam waktu dekat. Indonesia disepakati menjadi tuan rumah konferensi tersebut. Sebelum KAA dilaksanakan, tanggal 28 -31 desember 1954 diadakan sebuah pertemuan persiapan di Bogor, Indonesia[2]. Konferensi ini dihadiri oleh wakil dari lima negara yang hadir pada Konferensi Colombo sebelumnya.dalam pertemuan ini disepakati beberapa hal sebagai berikut:
*     KAA diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18-24 April 1955
*     Menetapkan kelima negara peserta Konferensi Bogor sebagai negara-negara sponsor
*     Menetapkan 25 negara Asia-Afrika yang akan diundang
*     Menentukan empat tujuan pokok KAA berikut ini:
ü  Memajukan kerja sama antarbangsa Asia-Afrika demi kepentingan bersama
ü  Membahas dan meninjau persoalan ekonomi, sosial, dan budaya
ü  Membahas dan berusaha mencari penyelesaian masalah kedaulatan nasionalisme, rasialisme, dan kolonialisme
ü  Memperkuat kedudukan dan peranan Asia-Afrika dalam usaha perdamaian dunia
KAA diselanggarakan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 18 -24 april 1955. Konferensi ini dihadiri oleh 23 negara Asia  dan 6 negara Afrika. Anggota konferensi dari Asia adalah Indonesia, India, Burma, Pakistan, Sri Lanka, Cina, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Laos, Kamboja, Thailand, Filipina, Nepal, Afganistan, Iran, Irak, Yordania, Turki, Syria, Saudi Arabia dan Yaman. Adapun negara–negara dari benua Afrika adalah Mesir, Ethiopia, Libya, Sudan, Liberia dan Pantai Emas ( sekarang Ghana). Konferensi Asia Afrika berjalan dengan sukses. KAA menjadi pusat perhatian dunia saat itu. Indonesia pun tidak lepas dari perhatian dunia karena menjadi tuan rumah. Konferensi Asia Afrika menghasilkan beberapa keputusan penting. Beberapa keputusan penting tersebut sebagai berikut :
*     Memajukan kerja sama antarbangsa di kawasan Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan
*     Menyerukan kemerdekaan Aljazair, Tunisia, dan Maroko dari penjajahan Prancis
*     Menuntut pengembalian Irian Barat (sekarang Papua) ke Perda Indonesia dari Aden kepada Yaman
*     Menentang diskriminasi dan kolonialisme
*     Ikut aktif dalam mengusahakan dan memelihara perdamaian dunia
Selain beberapa keputusan penting tersebut, Konferensi Asia Afrika juga mencetuskan dasasila bandung atau disebut juga "bandung declaration". Penyelenggaraan KAA didasarkan pada beberapa hal :
*     Persamaan nasib dan sejarah, yaitu bangsa-bangsa di Asia-Afrika terutama pernah mengalami penjajahan
*     Kesadaran untuk memperoleh kemerdekaan
*     Kecemasan akan persaingan Blok Barat dan Blok Timur
*     Perubahan politik pada tahun 1950-an, yaitu berakhirnya Perang Korea (1953).
Akibat Perang Korea, semenanjung terbagi menjadi dua negara, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Peristiwa ini semakin menambah ketegangan dunia dikarenakan adanya intervensi dari blok yang bersaing
*     PBB sudah ada forum konsultasi dan dialog antarnegara yang baru merdeka, tetapi di luar PBB belum ada forum yang menjembatani dialog antarnegara tersebut
*     Persamaan masalah sebagai negara yang masih terbelakang dan berkembang Adapun penyelenggaraan KAA mempunyai tujuan berikut:
ü  Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antarbangsa Asia-Afrika dan meningkatkan persahabatan
ü  Membicarakan dan mengatasi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan
ü  Memperhatikan masalah khusus terkait dengan kedaulatan, kolonialisme, dan Imperialisme
ü  Memerhatikan posisi dan partisipasi Asia-Afrika dan bangsa-bangsa dalam dunia Internasional


C.     Arti Penting Konferensi Asia-Afrika
KAA yang dilaksanakan dibandung pada tanggal 18 – 24 april 1955 mempunyai pengaruh yang besar bagi bangsa Indonesia khususnya dan bagi dunia pada umumnya. KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak pada blok Barat maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia dapat diredam.
1.     Pengaruh KAA bagi Indonesia:
ü  Ditandatanganinya persetujuan dwi kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC (seseorang yang memegang dwi kewarganegaraan harus memilih salah satu dan tidak memilih dapat mengikuti kewarganegaraan).
ü  Adanya dukungan yang diperoleh , yaitu berupa keputusan KAA mengenai perjuangan merebut irian barat dalam forum PBB.                            
2.     Pengaruh KAA bagi Negara-Negara Asia-Afrika:
ü  KAA berpengaruh besar terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika yang belum merdeka. Bangsa-bangsa Asia-Afrika yang merdeka sesudah diadakannya KAA, antara lain : Maroko, Tunisia dan Sudan (1956), Ghana (1957), Guyana (1958), Mauritania, Mali, Niger, Tugo, Dahomei, Chad, Senegal, Pantai Gading dan beberapa negara Afrika lainnya ( 1960 ).
3.     Pengaruh KAA bagi Dunia:
ü  Berkurangnya ketegangan dunia
ü  Amerika Serikat dan Australia mulai berusaha menghapuskan ras diskriminasi di negaranya.
ü  Munculnya organisasi Gerakan Non-Blok (GNB) yang bertujuan meredakan perselisihan paham dari Blok Barat dan Blok Timur.
ü  Belanda mulai kebingungan menghadapi Blok Afro-Asia di PBB.
Berikut ini makna dan arti penting terselenggaranya KAA:
*     Merupakan pendorong kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk lepas dari cengkraman imperialism dan kolonialisme barat.
*     Menjadi pendorong lahirnya Gerakan Nonblok.
*     Merupakan pencetus semangat solidaritas dan kebangkitan negara Asia-Afrika dalam menggalang persatuan.
*     Memberikan harapan baru bagi bangsa-bangsa yang sudah maupun belum merdeka.
*     Mulai diikutinya politik luar negeri bebas dan aktif yang dijalankan oleh Indonesia, India, Myanmar, dan Sri Lanka.
*     Kembali bangkit dan sadarnya bangsa-bangsa Asia-Afrika akan potensi yang dimiliki.
*     Diakuinya nilai-nilai Dasasila Bandung oleh negara-negara maju karena terbukti memiliki kemampuan dalam meredakan ketegangan dunia.
*     Mulai dihapuskannya praktik-praktik politik diskriminasi ras oleh negara-negara maju.

D.    Peran Indonesia Dalam Konferensi Asia-Afrika
Setelah perang dunia ke II selesai, muncul dua kekuatan yang saling bertentangan, yaitu blok barat dan blok timur. Sikap bangsa Indonesia terhadap adanya dua kekuatan tersebut tidak mau memihak salah satu blok. Sebagai warga negara penganut politik luar negeri bebas aktif, bangsa Indonesia mengambil jalan sendiri untuk tetap memelihara perdamaian dan meredakan, ketegangan dunia akibat perang dingin.
Salah satu upaya bangsa Indonesia untuk memelihara perdamaian dunia adalah dengan menggalangkan persatuan dengan negara–negara di kawasan asia dan afrika. Bersama dengan negara lain, yaitu india, Pakistan, Sri Lanka dan Burma ( Myanmar ). Bangsa Indonesia diwakili oleh ali sastroamijoyo menjadi sponsor pelaksanaan konfersi asia afrika. Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran Indonesia. Di samping sebagai salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA.
Hal ini membuktikan prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat internasional. Dalam pelaksanaan KAA Indonesia berperan penting, karena selain menjadi tempat berlangsungnya Konferensi tersebut Indonesia juga salah satu negara yang ingin bangsanya hidup setara, maju di berbagai bidang  dan tidak ingin tertindas oleh Negara barat, yang paling penting adalah mengutamakan kerjasama.